Serial Pay Later yang ditayangkan di Netflix menyoroti fenomena maraknya penggunaan sistem pembayaran digital secara kredit yang merepresentasikan gaya hidup konsumtif masyarakat urban. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana konsumerisme ditampilkan dalam serial tersebut dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes, melalui tahapan analisis denotasi, konotasi, dan mitos. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik analisis teks media. Data penelitian diperoleh dari beberapa adegan kunci yang menggambarkan perilaku tokoh utama dalam berutang serta interaksi sosial yang muncul akibat gaya hidup konsumtif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara denotatif, serial ini menghadirkan realitas penggunaan layanan pay later dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkat konotasi, praktik konsumsi tersebut tidak sekadar kebutuhan, melainkan menjadi simbol gaya hidup modern dan upaya menjaga citra sosial. Sementara itu, pada tataran mitos, pay later direpresentasikan sebagai budaya konsumtif yang dianggap wajar dalam masyarakat kontemporer, meskipun berpotensi menjerat individu dalam siklus utang. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa serial Pay Later tidak hanya menampilkan isu finansial, tetapi juga mengkritisi nilai-nilai sosial budaya yang mendukung konsumerisme. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam kajian komunikasi, khususnya terkait representasi media dan budaya konsumtif di era digital.

Kata Kunci: Konsumerisme, serial drama, semiotika Roland Barthes, representasi, Pay Later